Umrah dari Eropa (2)



Haramain Highspeed Railway (HHR) akan jadi pengalaman pertama saya naik kereta cepat karena belum sempat mencoba Whoosh Jakarta-Bandung. HHR ini bisa mengangkut jamaah dengan rute Makkah - Madinah PP via Jeddah dengan waktu tempuh ujung ke ujung kurang dari 2,5 jam (normalnya dengan bus 4-5 jam). Top speed 300km/jam.





Masjid Nabawi di Madinah yang mulia, indah, dan nyaman. Madinah di musim dingin cukup sejuk, kami sempat mengalami subuh di 13 derajat celcius. Kubah hijau adalah Raudah, yang kalau mau masuk harus booking dulu setidaknya 2-3 minggu in advance.




Kalau di Makkah ada Damba, di Madinah ada Sunda. Restoran Indonesia yang hampir selalu ramai oleh jamaah Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Buka 24 jam tapi rehat sebentar di jam salat. Nasi rendang, nasi campur, dan nasi goreng spesialnya saya rekomendasikan.



Ba'da subuh menunggu payung dibuka sampai jam 7 belum dibuka juga. Kesimpulan saya jamnya tidak tetap, kadang bahkan payungnya tidak ditutup sepanjang malam.



Sekelibat pemandangan dari taksi ketika menuju ke stasiun untuk pulang. Kami tidak ke mana-mana ketika di Madinah karena badan kurang fit (sepertinya kelelahan). 




Tim tas oren Basic Fit wkwk gokil bisa sampai sini. Sebelumnya waktu sa'i juga ketemu satu. Bag count: Basic Fit 2-1 Fjallraven Kanken.



Some sweets untuk oleh-oleh orang kantor, dan as expected pada heran saya balik liburan dengan rambut plontos.




Meskipun umrah mandiri dengan visa tourism alhamdulillah kami tetap bisa bawa pulang zam-zam. Ada counter zamzam di pintu masuk keberangkatan bandara Jeddah. Per paspor bisa bawa 1 galon berukuran 5 liter, bayar 12.5SAR per galon, dan tidak dihitung ke berat bagasi. 


Bandara Jeddah ini sepertinya baru, sangat clean dan modern. Integrasi intermodanya juga bagus banget. Top.




Kami pulang pakai ITA Airways dan transit di Roma, sayang waktu transitnya terlalu mepet jadi nggak bisa eksplor banyak hal, malah sedikit buru-buru. Pelajaran buat saya untuk tidak pilih penerbangan transit kurang dari 3 jam. 



Pemandangan pegunungan Eropa selatan yang tertutup salju dari jendela pesawat. MasyaAllah indah luar biasa.



Alhamdulillah berasa sudah sampai rumah kalau sudah sampai sini. Imigrasi, bagasi, dan customs sudah lewat dengan lancar. Tinggal tap NS lalu naik kereta pulang.


Salah satu hal yang bikin lega juga adalah 2 galon zamzam ini sampai dengan aman. Sejujurnya saya sedikit khawatir karena dia literally air (diperlakukan sebagai bagasi khusus) dan kami pakai transit. Sudah sempat mikir andai nyangkut di Roma yawislah.



Alhamdulillah..

Salam,
Chandra

0 comments :

Post a Comment