Umrah dari Eropa


Pagi yang cerah untuk ukuran Belanda di bulan Januari, semoga jadi awal yang baik untuk perjalanan yang (niatnya) baik.



Menunggu kereta Intercity menuju Schiphol, meskipun tampak cerah tapi sebenarnya di luar 3°C, membuat 10 menit di peron terasa lumayan lama.



Check-in di Schiphol Airport, penerbangan ke Saudi tampaknya tidak terlalu ramai. 



Menunggu boarding, salat dulu di meditation room yang didesain untuk interfaith tapi pada akhirnya mostly dipakai salat.



Umrah pertama dari Eropa kami pilih Saudia karena penerbangan direct, akomodatif untuk ganti kain ihram, dan semestinya akan ada notifikasi miqat.



Benar saja, entertainment system dilengkapi jadwal salat, fiqh dan doa umrah, sampai countdown menuju miqat.



Tentu makanannya halal tanpa perlu request khusus, Saudia juga adalah satu di antara sedikit airlines yang tidak menyediakan alkohol onboard. Allahumma bariklana..


Alhamdulillah landing di Jeddah dengan posisi sudah berihram. Ini tengah malam, pada akhirnya kami nyaris tidak tidur malam itu (hanya terlelap sebentar di pesawat).




Sebagai umrah mandiri kami tak punya bis jadi kami panggil taksi. Di bandara Jeddah, pickup point taksi online ada di dalam stasiun dan bersebelahan dengan taksi 'pangkalan'. Opsi taksi online: Uber dan Careem.





Kami juga harus memesan makanan sendiri, kami menemukan favorit 'Damba' untuk masakan Indonesia dan 'Al-Romansiah' untuk kuliner Arab. Urusan bayar membayar saya pakai kartu debet BCA Mastercard.





                   Labbaikallahumma labbaik...




                                    Makkah



Kereta menuju Madinah sudah datang, InsyaaAllah disambung lagi nanti


Salam,
Chandra