Hal Baru
1. Kita bisa transfer valas realtime dari rupiah ke euro langsung dari Livin Mandiri tanpa perlu install aplikasi tambahan. Lalu kartu debet BCA juga bisa langsung digunakan secara contactless dan bahkan bisa diinput sebagai credit card, canggih bener. Sementara itu teman yang dari Iran tidak bisa transfer uang keluar/masuk negaranya karena sistem perbankannya kena sanksi internasional, kalau memaksa transfer bisa ditandai (flagged). Entah bagaimana dengan yang Rusia, belum tanya.
2. Sempat ikut sebuah diskusi soal waris, bahasan waris di Belanda ternyata bukan hanya tentang setengah seperempat seperdelapan, tapi sampai ke batasan sah/tidaknya garis waris karena banyak orang yang menikah dengan bule lalu punya mertua, ipar, dan keponakan yang beragama selain islam. Definisi waris menurut islam dan hukum nasional setempat juga beda. Ini lumayan membingungkan.
3. Belanda bagus dalam pengelolaan sampah sehingga kota-kotanya beneran bersih. Yang bikin kotor beberapa tempat justru tumpahan minuman beralkohol yang bisa diduga akibat orang kemabukan. Ini belum termasuk pecahan beling di trotoar dan orang jerat-jerit nggak jelas jam 3 pagi, alkohol memang sebaiknya dibatasi kok. Masih soal kebersihan, walaupun nggak banyak tapi ada beberapa titik pesing karena orang kencing sembarangan, terutama kalau sedang ada event yang ramai orang. Di sini agak kurang kalau soal taharah.
4. Pemahaman warga Belanda dan Indonesia soal masa kolonialisme berbeda. Mereka berpendapat indonesia merdeka pada 1949 bukan 1945, itupun dianggap lebih ke 'pemisahan diri' daripada 'kemerdekaan'. Buku sejarahnya beda tapi saya tidak berminat membahas itu dengan orang sini heuheu.
5. Etnis Maluku/Ambon punya tempat tersendiri di sini karena faktor hubungan sejarah. Suka tidak suka mereka punya kebanggaan besar terhadap kelompoknya dan sebagian sampai level ingin merdeka dari Indonesia. Waktu peringatan 17 Agustusan kemarin ada aksi oleh OPM dan RMS di depan venue persis. Ini fotonya:
6. Orang Belanda ternyata ramah-ramah, lebih ramah daripada Jakarta, mungkin on par dengan Jogja. Saling sapa dengan stranger, bilang terimakasih pada driver bus dan kasir, membuka dan menahan pintu kereta, serta bentuk keramah-tamahan lainnya banyak saya temui di sini bahkan kadang saya rasa berlebihan. Kukira bule hidupnya individualis, ternyata tidak.
7. Wajib banget pakai kaos kaki saat masuk masjid Turki, kalau tidak bakal ditegur dengan tegas. Saat ke tempat wudhu-nya juga wajib pakai sepatu atau sandal. Tapi memang Turki ini adalah komunitas yang paling banyak bikin masjid besar nan megah, kita sebagai jamaah nunut ya manut aja.
8. Desain stasiun kereta di Indonesia sangat mirip dengan di Belanda. Coba lihat Stasiun Haarlem ini:
Salam & Terima Kasih
Chandra
0 comments :
Post a Comment