Kill Them With Passes



Pertandingan kemarin sore melawan Brantford menandai dimulainya era Arne Slot di Anfield. Setelah 9 tahun tumbuh dalam asuhan Jurgen Klopp, kini Liverpool dinahkodai manajer baru yang bisa dibilang new kid on the block di kalangan manajer dan tim papan atas. Ada pertanda baik di mana Liverpool berhasil memenangi dua laga awal musim ini lawan Ipswich dan Brentford. Walaupun ujian sebenarnya baru datang akhir pekan nanti saat bertandang ke Man Utd. Namun setidaknya cara bermain Liverpool kemarin sungguh memberikan angin segar dan optimisme di tengah keringnya bursa transfer.

Sudah nampak perbedaan cara bermain Liverpool era Slot dan Klopp. Gegenpresing-nya Klopp masih ada jejaknya namun tidak se-hard core dulu. Kini serangan lebih banyak dibendung dengan overload di tengah bukan pressing di depan. Smart menurut saya karena menghemat energi dan semoga mengurangi potensi cedera, masalah yang selalu datang menghambat usaha jadi juara.

Kedua, yang lebih mencolok adalah perubahan cara build up dari bola panjang menjadi passing pendek. Dulu serangan Liverpool mengandalkan bola direct dari Trent, VVD, Robbo, bahkan Alisson langsung ke Mane dan Salah. Tapi kini Mane sudah pergi, Diaz jago gocek tapi larinya tidak sekencang Mane, sementara Salah sudah menua dan suka tidak suka melambat. 

Sekarang tampak serangan Liverpool dibangun step by step lewat tengah, hadirnya Szobo dan MacAllister memungkinkan ini dilakukan. Hasilnya Liverpool mencatat akurasi passing 92%, rekor tim dalam 20 tahun sejak statistik ini dihitung, dan itu dihasilkan di pertandingan resmi kedua Slot. Impressive! 



Apakah filosofi 'Kill Them with Passes' ini akan sukses? Kita lihat saja nanti. Tapi minimal apa yang diperlihatkan kemarin sangat menghibur, terutama di babak kedua. Liverpool bersama Slot tampaknya bergerak ke arah yang benar setelah di awal sempat muncul keraguan apakah ia cukup kuat untuk meneruskan nama besarJurgen Klopp.


YNWA,
Chandra

pict (1): @LFC

0 comments :

Post a Comment