Useless Knowledge


Di awal masa PSBB dulu saya lumayan banyak nonton film, salah satunya Front of The Class. Film ini bercerita soal seorang pendidik yang punya Tourette Syndrome (apa itu, silakan googling). Beberapa hari yang lalu saya ketemu orang yang sepertinya punya gejala serupa. Thanks to film tersebut, saya jadi bisa bersikap lebih sopan (menurut saya) dengan tidak kagetan dan tidak memandang heran. 
Lalu kemarin saya sempat menjual barang bekas di marketplace. Ada orang yang ngechat lalu bilang mau telpon. Saat saya okekan, dengan gaya bicara yang sangat sopan hal pertama yang dia tanyakan adalah 'ini pribadi atau pedagang ya?'. Lalu pertanyaan keduanya 'apakah boleh saya rekomendasikan ke klien saya?'. Saat itu juga langsung redflag, jelas ini modus penipuan segitiga, apalagi dia tidak rewel nego soal harga (karena niatnya memang mau nipu bukan beli). Alhamdulillah saya lumayan banyak lihat video soal modus ini di YouTube, dan itu membuat saya lebih cepat sadar kalau mau dijadikan target penipuan. Thanks para kreator.

Useless knowledge telah membantu saya bersikap proper dan memberikan satu lapis perlindungan tambahan dari upaya penipuan. Memang nggak semua useless knowledge akan kita temui manfaat praktikalnya, mungkin dari 100 hanya 2 yang jadi. Tapi dua itu bisa menghadirkan perbedaan yang besar, we never know. Makanya saya embrace pengetahuan-pengetahuan yang sepertinya nggak penting, yang nggak keluar dalam ujian, seperti tahu bahwa Purwokerta dan Purwakarta itu berbeda, nama ibukota Azerbaijan adalah Baku, dan ada atlet legend namanya Tiger Woods (golf), Tony Hawk (skateboard), dan Roger Federer (tenis). Untuk apa semua informasi itu? Ya belum tahu, minimal fun.

Termasuk yang saya syukuri selama ini adalah banyaknya useless knowledge yang saya dapat dari lingkungan saya. Banyak cerita dan tambahan wawasan dari orang tua, saudara, guru, dosen, teman dolan, coworker, sampai orang yang kenal di jalan yang tidak termasuk dalam silabus dan tidak akan keluar di ujian tapi sangat menarik. 

Di era internet ini informasi sudah ada dimana-mana, tidak harus dari bangku sekolah, bahkan baiknya memang harus sudah bisa mengumpulkan info tanpa motivasi 'ini keluar pas ujian'. Sayangnya di saat yang sama godaan video pendek beberapa detik luar biasa kuat. Bukan hanya menurunkan attention span, tapi juga minim informasi. Ibarat makanan itu adalah chiki, nagih tapi minim gizi. Kalau orangnya streetsmart dan banyak pergaulan sih nggak masalah, dia akan dapat banyak insights dari orang-orang sekitarnya atau dari pengalaman jalanannya sendiri. Tapi introvert yang lebih nyaman di ruang tertutup (termasuk saya) mesti bisa memfilter mana info penting mana tidak. Supaya nggak kebanjiran informasi, tapi tetap dapat nutrisi yang cukup.

'Useless' bukan berarti tidak penting. Tahu soal modus penipuan segitiga tadi itu sangat berguna, hanya saja masih 'useless' saat saya menemukannya dari channel YouTube Mas Wahid karena saat itu saya belum nemu use casenya.  Jadi kumpulin aja dulu pengetahuan-pengetahuan seperti ini, barangkali suatu hari nanti perlu. Banyak ilmu di luar sana yang tidak kita pakai untuk mengerjakan soal ujian atau untuk cari uang, tapi itu tetaplah ilmu.

Thanks,
Chandra




0 comments :

Post a Comment