Menghargai Hak Cipta
Harga resmi Ms Office Home Student di website Microsoft adalah 1.9 juta. Maka kalau ada laptop baru di range harga 5-7 juta yang bilang sudah include office, coba tanyakan itu original atau crack-crack-an. Kemungkinannya itu nggak asli, apalagi kalau di toko biasanya sekalian ditawari gratis install aplikasi seperti Photoshop dan Corel.
Saya dulu juga cuek soal ini, saya akui pernah beli software bajakan di depan kampus, satu CD 25 ribu, ah Bill Gates sudah kaya pikir saya. Tapi kan duit dan penghargaannya bukan cuma masuk kantong Bill Gates, ada pegawai biasa software engineer dan QA yang perlu menghidupi keluarganya. Adanya bajakan ini mungkin mempengaruhi bonus atau kenaikan gaji mereka. Untuk beberapa software house yang lebih kecil, bahkan bajakan ini adalah soal hidup matinya perusahaan. Setelah beberapa tahun di IT, saya sadar bahwa hak cipta dan apa yang digenerate darinya adalah something matter.
Jadi untuk sekedar pakai komputer bakal keluar banyak duit dong? Belum tentu. Beberapa software memberikan akses gratis untuk penggunaan edukasi dan non-profit. Kadang untuk usaha dalam skala kecil pun masih bisa gratis. Untuk office ada opsi menggunakan Open Office yang gratisan. Bahkan operating system kalau tidak mau bayar untuk windows bisa pakai Linux. Meskipun untuk OS sekarang sudah banyak laptop yang bundle dengan orian. Desain grafis kalau tidak teknis-teknis banget saya rasa bisa pakai Canva. Kalau butuh foto atau footage video ada platform stock yang menyediakan, ada yang gratis dan ada yang berbayar. Asal jangan maksa sampai pakai foto yang masih ada watermarknya.
Teman-teman gamers sudah bergerak ke arah yang lebih baik. Dengan adanya platform seperti Steam kini banyak yang sudah dengan sadar bayar untuk mendapatkan game yang diinginkan. Saya juga untuk pertama kalinya beli game secara resmi tahun ini, Football Manager 2024. Selain peace of mind kalau ada apa-apa bisa contact supportnya, ada rasa sudah melakukan sesuatu yang benar: menghargai kreatornya. Plus bisa dapat full feature, update/patch terbaru, dan tidak takut kalau online akan ketahuan dan diblokir. Steam juga jauh lebih bersih dan aman daripada situs game bajakan dalam hal jebakan klik di webpage-nya.
Kalau di luaran masih ada yang tidak menghargai karya creator, minimal mulai dari kita sendiri. Taubat digital lah, meninggalkan kebiasaan cari bajakan. Kalau memang gratis ayok pakai, kalau bayar ya bayar atau cari alternatif lain yang free. Yang bisa shift definisi keren dari 'kalau bisa gratis kenapa harus bayar' menjadi 'bayar karena menghargai pembuatnya' ya komunitas, bukan pemerintah, yang bahkan menterinya saja membuat poster hari buruh dengan bantuan AI.
Saya tahu nggak mudah untuk langsung mengeluarkan dana jutaan untuk membenarkan software yang sebelumnya bajakan. Saya juga belum pernah beli office seharga 1.9 juta. Tapi bertahap lah, install Open Office dulu, besok kalau ganti laptop sekalian yang sudah ada office resminya. Kalau perangkat kerja mestinya license sudah diurus oleh kantor, atau untuk mahasiswa biasanya ada harga khusus jika install di IT Helpdesk kampus. Pelan-pelan dan berproses, jangan sampai menyulitkan diri sendiri juga, kita tidak hidup di dunia yang ideal.
Thanks,
Chandra
0 comments :
Post a Comment