Goodhart's Law
Gagasan di atas disampaikan oleh seorang ekonom Inggris bernama Charles Goodhart sehingga selanjutnya disebut Goodhart's Law. Contoh yang paling sering diberikan adalah pabrik paku seperti gambar di atas.
Suatu ketika manajemen ingin mengukur produktivitas pabrik dengan menghitung jumlah paku yang dihasilkan. Semakin banyak semakin baik, maka pabrik memproduksi sebanyak mungkin paku tapi dengan ukuran kecil-kecil. Menyadari kesalahannya, kebijakan diubah dengan menilai produksi berdasarkan total berat paku yang dihasilkan. Kini pabrik memproduksi paku raksasa dalam jumlah sedikit.
Di mana-mana ini terjadi. Prestasi murid diukur berdasarkan nilai ujian. Efeknya banyak yang fokus pada nilai akhir saja bukan proses belajar dan ilmunya. Saat pandemi covid semakin sedikit yang positif semakin dianggap sukses, maka jumlah tesnya yang dikurangi agar kasus yang ketahuan bisa dibatasi. Ketika suatu ukuran dijadikan target, manusia cenderung mencari siasat untuk mencapai target tersebut dan mengerdilkan makna ukuran itu sendiri.
Mengingat Goodhart's Law ini, memilih metric untuk menilai sesuatu harus bijak. Jika polisi dinilai berdasarkan jumlah penjahat yang ditangkap, potensi kriminalisasi naik. Jika dokter hewan dinilai dengan persentase hewan rawatan yang pulih, rawan muncul kecenderungan dokter menolak merawat hewan yang sudah sakit parah, padahal lebih dibutuhkan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah menambahkan metric/ukuran lain sebagai penyeimbang. Selain jumlah atau berat paku, perlu dilihat berapa banyak yang laku di pasaran dan bagaimana kepuasan pelanggan.
Chandra
pict by CNA.org
0 comments :
Post a Comment