Ibu
Banyak dari kita merantau ketika mulai bekerja, kuliah, bahkan ketika masih sekolah menengah. Sepertinya ini sudah jadi norma yang umum, bahwa suatu hari anak akan keluar dari rumah untuk meneruskan sekolah atau bekerja. Konsekuensi dari merantau adalah munculnya jarak fisik antara kita dengan orang tua, keluarga, dan saudara. Tapi tanpa disadari kesibukan untuk sekolah atau bekerja yang direstui orang tua itu, justru jadi sebab munculnya jarak batin dengan mereka.
Saya menemukan video itu bertepatan dengan masa dimana saya merasa sedang jauh dengan orang tua. Saya hanya menelepon orang tua seminggu sekali, itupun hanya 20-30 menit. Sementara itu kalau tidak urgen ibuk sangat jarang menelepon duluan karena berpikir saya sedang bekerja. Video ini jadi wake-up call bahwa saya harus lebih sering menelepon mereka, atau minimal menghidupkan group chat keluarga. Ibuk tidak akan protes sesedikit apapun anaknya menghubungi, semata-mata karena kebesaran hatinya. Tapi kita sebagai anak yang sering lupa pada mereka.
Akhir tahun kemarin bapak ibuk berkunjung dan menginap. Tempat tidur ready, tapi saya berinisiatif membelikan dua buah bantal baru. Saya belikan dua bantal itu dengan merk yang berbeda, karena iseng saja. Agar tetap baru, bantal ini baru saya buka ketika mereka mau datang dan tidak saya coba lebih dulu. Betapa menyesalnya saya karena setelah bapak ibuk pulang, saya pakai bantalnya ternyata yang satu sama sekali tidak enak dipakai. Untuk saya saja tidak nyaman, apalagi ibuk, tapi beliau sama sekali tidak berkomentar, blas nggak ada. Menyesalnya luar biasa. Penyesalan ini nggak bisa ditutup pakai keberhasilan apapun di pekerjaan atau lainnya.
Pendek saja, sisanya silakan lihat videonya.
Chandra
0 comments :
Post a Comment