Founders
Trevor Milton berusaha menandingi Tesla di bidang industri kendaraan elektrik dengan meluncurkan brand-nya sendiri: Nikola. Dengan bangga ia mempresentasikan produk andalannya, Nikola One, sebuah truk elektrik. Perusahaannya juga merilis sebuah video 'Nikola One in motion' yang memperlihatkan truk itu berjalan di atas aspal. Sampai akhirnya ada whistleblower yang membocorkan bahwa truk itu tak pernah berfungsi, ia bisa berjalan karena diluncurkan dari atas bukit. Bahkan dalam acara launchingnya, truk ini harus dicolok ke power supply agar lampunya dapat menyala.
Billy McFarland dan Ja Rule bermimpi menyelenggarakan festival musik fenomenal di Bahamas. Dia mengundang model dunia untuk mempromosikan betapa indah pantai disana dan betapa eksklusifnya event yang diberi nama Fyre Festival ini. Selebriti kelas dunia dibayar untuk memposting kotak warna oranye terang sebagai promosinya. Namun pembeli tiket tiba disana hanya untuk menyaksikan villa yang dijanjikan diganti tenda layaknya pengungsian, musisi-musisi batal hadir, akomodasi berantakan, panitia lokal tak dibayar. Pada akhirnya festival ini bukan hanya gagal, tapi juga berbahaya.
Sam Bankman-Fried memimpin sebuah perusahaan cryptocurrency terbesar ketiga di dunia yang mengelola milayaran dollar dana investor. Beberapa waktu yang lalu FTX ambruk dan ketahuan betapa manajemennya dikelola secara awur-awuran. Bahkan FTX tidak punya data tepat berapa orang jumlah karyawan mereka maupun berapa banyak cash yang dimiliki perusahaan. Tidak ada dokumentasi, komunikasi via chat dan akan dihapus setelah jangka waktu tertentu. Di tengah kerugian yang dialami investor, SBF tertangkap kamera sedang jalan-jalan di Bahamas.
Adam Neumann dipuji-puji sebagai founder muda yang akan mencapai tingkat kesuksesan sangat tinggi. Dia adalah founder WeWork, sebuah start-up office sharing. Neumann yang ambisius ingin dengan cepat melebarkan jangkauan WeWork dengan menambah cabang-cabang baru tanpa punya business model yang profitable. IPO gagal total. Neumann juga dikabarkan punya kebiasaan yang tidak lazim seperti berjalan keliling kantor dengan bertelanjang kaki dan panuh keringat usai latihan tinju di jam kerja. What a guy.
Saya mungkin terlalu banyak nonton documentary tentang cerita kejatuhan sebuah perusahaan yang didirikan oleh founder yang terlalu halu. Saya senang ketika mendengar orang punya ide dan gagasan untuk mencipta sesuatu. Tapi begitu ucapannya sudah terlalu ndakik-ndakik, ambisius, dan dhuwur, saya langsung skeptis. Apalagi kalau dia sudah berbicara tentang sesuatu yang baru akan dilakukannya namun seolah-olah itu sudah pasti berhasil dan akan mendatangkan fame & fortune
Beberapa tahun yang lalu waktu sedang banyak pendanaan startup yang ditawarkan oleh angel investor, rasanya profesi paling mulia di dunia ini adalah founder startup. Disruptive, innovative, solving people problem, helping people maximize its potential, etc. Startup bidang apapun dibuat ada tech-tech-nya. Masih ingat nggak waktu aplikasi Club House lagi booming lalu ada room yang title-nya kurang lebih 'kumpulan founder dan leader Indonesia'. Hadeeh.
Saya bukannya anti wirausaha ya (eh apakah founder startup mau disebut wirauasaha). Tapi saya lebih percaya dengan bisnis riil konvensional. Saya sangat interest dengan cerita seorang teman yang buka workshop desain interior, melayani permintaan kreasi interior untuk rumah, kantor, rumah sakit, dll. Ada juga teman yang beli truk dan menggunakannya untuk mengangkut kayu bahan mebel, sudah mempekerjakan orang juga. Ada sepasang teman yang mendirikan sebuah wedding organizer dan terus eksis hingga sekarang. Bisnis-bisnis biasa tapi jelas profitnya.
Tentu yang bisa halu dan delusional bukan cuma founder-founder muda. Ada Bernie Madoff dengan praktek Ponzi scheme terbesar sepanjang sejarah, atau bapak bapak serakah yang ada di belakang bangkrutnya perusahaan energi Enron. Tapi yang ambisius dan haus ingin disebut founder sukses, mepekerjakan banyak orang padahal dirinya sendiri belum pernah bekerja pada orang lain, lebih bikin gemes.
0 comments :
Post a Comment