Plencing, Makanan Wajib Coba
Sedikit mengulas perjalanan mudik saya minggu lalu, saya ingin menulis soal salah satu sajian yang sejauh ini belum saya temukan di luar Bantul. Bahkan di Bantul pun hanya terpusat di beberapa kecamatan di kawasan Bantul Selatan seperti Sanden dan Srandakan. Apakah makanan ini sudah bisa dikategorikan sebagai makanan khas Bantul? Mungkin bisa.
Nama makanannya adalah mie plencing, atau bisa disebut dengan plencing saja (not to be confused with plecing jawa ya). Plencing masih termasuk keluarga bakmi jawa. Kalau datang ke warung bakmi di daerah Sanden dan Srandakan Bantul, mereka punya menu plencing ini di samping menu jamak seperti bakmi goreng/godhog, nasi goreng, dan magelangan.
Yang menjadikan plencing beda dari yang lain adalah jenis bakmi yang digunakan yang biasa disebut mie lethek. Mie lethek adalah produk bakmi asli Bantul berbahan tepung singkong yang diproduksi secara tradisional sejak tahun 1940an hingga sekarang. Kata lethek (bunyi 'e' seperti dalam 'lebah') dalam bahasa Jawa berarti kotor atau kusam, sesuai dengan warna mie-nya yang coklat kusam bukan kuning atau putih. Mie lethek berukuran kecil/tipis dan punya tekstur yang kenyal. Pamor mie lethek sempat naik dan banyak diberitakan ketika disantap oleh Obawa dalam kunjungannya ke Indonesia.
Dalam pengolahannya plencing punya kesamaan dengan mie rebus, yaitu bakmi berkuah. Namun perbedaannya kuah plencing lebih kental dan punya rasa pedas manis. Secara warna kuahnya juga tampak pekat karena menggunakan kecap. Jadi tinggal menyesuaikan dengan selera saja, mau yang gurih seperti mie rebus biasa atau pedas manis seperti plencing, dua-duanya enak.
Semua plencing yang pernah saya coba menggunakan daging ayam kampung dan telur bebek. Tidak ada yang pakai ayam potong dan telur ayam. Selain lebih sehat secara rasa juga lebih enak. Plencing biasanya disajikan tanpa kerupuk. Kalau kurang pedas di meja sering disediakan cabe rawit hijau untuk ditambah sendiri. Minumnya paling mantep teh tubruk panas gula batu disajikan dengan gelas kecil dan teko.
Hangatnya plencing membuatnya paling enak disantap malam hari. Biasanya warung bakmi jawa di Bantul buka hingga jam 1 atau 2 pagi. Catatan untuk yang mau berkunjung, warung bakmi jawa yang enak di Bantul biasanya terletak di dalam perkampungan bukan di pinggir jalan raya, jadi sebaiknya gunakan maps untuk menemukan lokasinya. Salah satu langganan saya bersama keluarga dan teman-teman untuk menikmati plencing adalah Bakmi Pak Ribut (link)
Plencing Pak Ribut, sumber tertera |
Gimana? Tertarik mencobanya? Saya sih sangat merekomendasikan teman-teman untuk datang mencoba. Kalau pas liburan ke jogja dan tahu saya sedang mudik juga, feel free to contact me, saya ajak jalan-jalan dan menikmati plencing di tempat asalnya.
Salam,
Chandra
0 comments :
Post a Comment