September 08, 2021
Chandra Nurohman
Ada dua hal yang sering saya cari di google image semata-mata karena oddly satisfying to see yaitu peta dan anatomi tubuh manusia. Seperti tadi pagi waktu nonton video youtube tentang kemungkinan suhu di Eropa turun akibat perubahan kandungan garam di lautan, saya penasaran seperti apa sebenarnya tingkat keasinan air laut di seluruh dunia. Dari google dapatlah saya gambar ini
|
Sumber: ESA |
Saya mendapat kesenangan hanya dengan melihat grafis-grafis semacam ini. Saya manthuk-manthuk saja sambil mbatin oh ternyata laut merah dan mediterania memang super asin, sedangkan laut-laut asia tenggara tergolong salinitas rendah. Saya juga nggak serius-serius amat sampai menganalisa mungkin ini sebab produksi garam di Indonesia biasa-biasa saja padahal punya garis pantai sangat panjang, tidak sampai situ juga mikirnya.
Sama halnya waktu beberapa minggu lalu nyamuk lagi banyak-banyaknya, saya penasaran persebaran nyamuk di dunia seperti apa. Saya dapat peta ini dan menyimpulkan tinggal di daerah subtropis enak ya nggak banyak nyamuk
|
Sumber: NPR |
Peta dunia waktu malam juga termasuk yang sudah lama saya cari. Google earth menyediakan tools yang menarik untuk melihat betapa Indonesia ini berpusat di Jawa dengan beberapa kota besarnya, ketimpangan Korsel dan Korut, perbedaan West Coast dan East Cost di US, konsentrasi penduduk Mesir di sekitar Sungai Nil, dan lain sebagainya. Kalian bisa eksplor sendiri.
Beberapa peta lain yang ada di history pencarian saya adalah: peta gurun Australia, peta elevasi India-China karena saya penasaran dengan besar dan tingginya Himalaya, peta populasi di Amerika, dan peta temperatur dunia. Tanpa mengurangi rasa hormat silakan dicari sendiri gambar-gambarnya di Google kalau penasaran, karena disini sudah terlalu banyak image.
Sebagai orang yang suka data yang mudah dicerna, visualisasi seperti ini sangat berguna daripada angka-angka statistik. Bayangkan harus melihat tabel berisi jumlah populasi nyamuk di setiap negara di dunia. Aku yo wegah, aku yo klenger. Terima kasih para data saintis yang telah membuat gambar-gambar ciamik.
Barang kedua yang sering membuat saya penasaran adalah fenomena-fenomena dalam tubuh manusia. Jurnalis sepak bola sempat menggoreng isu bahwa Gareth Bale menguncir rambutnya untuk menyembunyikan kebotakan. Mereka membandingkan foto Bale muda waktu masih di Spurs dengan ketika dia sudah di Madrid.
Dari sana saya baru tahu ada yang namanya M pattern baldness dimana pada laki-laki lumrah terjadi pengurangan rambut bagian depan sehingga seolah-olah forehead melebar. Dulu saya pikir kebotakan itu identik dengan profesor sepuh, ternyata nggak juga. Bale (plus Rooney, Shaqiri) yang atlet dan sangat sehat juga mengalami. Banyak faktor termasuk genetik mendorong baldness seperti ini ternyata. Saya perhatikan orang-orang di sekitar saya yang beranjak dewasa ternyata juga mengalami serupa. Justru gejala ini salah satu yang mempermudah manusia memprediksi usia orang yang belum dikenalnya.
Dari berita sekilas soal pemain bola saya jadi browsing bab kebotakan
Gambar anatomi kulit seperti ini entah kenapa sangat menarik buat saya. Padahal biologi bukan bidang yang jam pelajarannya saya tinggu-tunggu waktu sekolah dulu. Tampaknya saya suka mengamati, tapi agak anti menghafal. Selain kulit saya juga sering penasaran sama anatomi tulang dan otot. Kadang-kadang kalau ada kabar pemain bola yang cedera saya cari tahu sebenarnya bagian mana yang kena.
Kemarin di twitter ada yang promosi standing mouse. Katanya kalau pakai mouse ini posisi tangan lebih ergonomis dan mengurangi kemungkinan terkena carpal tunnel syndrome (CTS). Otomatis saya penasaran lalu googling apa itu CTS.
Seperti halnya peta-peta tadi, saya ucapkan terima kasih pada para dokter dan pegiat kesehatan yang sudah membuat visualisasi-visualisasi anatomi sehingga kita-kita yang orang biasa mudah memahami apa yang terjadi di dalam tubuh. Bahkan selain gambar banyak pula yang dibuat video dan diunggah di youtube.
Di internet kita bisa dapat informasi macam-macam hanya dengan beberapa klik saja. Di forum akademik tidak kuat argumennya kalau bilang ambil referensi 'dari google'. Tapi untuk sekedar tanya-tanya casual seperti ini google memberikan jawaban yang lebih dari cukup. Semoga rasa penasaran yang sering muncul ini masih dalam batas wajar ya, syukur-syukur kalau positif.
Sebagai penutup berikut beberapa pencarian saya yang lainnya.
0 comments :
Post a Comment