Baperan
I feel exposed! Lahir dan besar di tengah budaya yang penuh sopan santun dan andhap asor membuat treshold baper saya rendah ternyata. Bukan baper dalam artian romantis, tapi yang lebih umum. Ibukota dengan segala efisiensinya yang sudah mengakar bertahun-tahun tidak bisa menerima itu.
Belum saya temui di tempat lain terjadi orang beradu argumen secara keras menjurus kasar dan pribadi di ruang meeting only to be seating in the same table in coffee shop right after. Pertengkaran jarang sekali terjadi di kampung kami. Tapi sekali terjadi efeknya tidak bicara dari mingguan hingga bulanan. Gegar budaya.
Kebiasaan nggak bisa bohong. Otot yang sering dilatih menahan beban akan tumbuh, sebaliknya bisa menyusut karena terlalu banyak nganggur. Otak ter-wires untuk terbiasa merespon skenario A jika itu lebih sering terjadi daripada skenario B. Jadi kemampuan menghandle ketidaknyamanan dalam jangka waktu yang cukup lama sangat mungkin berujung terbiasa dan semua jadi baik baik saja.