Internal Memo
Alasan saya tidak banyak bicara ketika berkumpul dengan orang-orang adalah karena takut kata-kata saya akan menyakiti mereka. Hurt someone's feeling the last thing I want to do. Tapi dalam perjalanannya ada momen-momen dimana saya tidak dapat menghindar untuk tidak melakukannya.
Sejak awal blog ini dibuat sebagai dokumentasi sekaligus branding diri. Tapi saya tidak ingin apa yang terlihat disini menjadi terlalu palsu. Orang perlu tahu bahwa saya punya banyak belang, bahwa saya jauh dari kata sempurna, even jauh dari baik. Saya merasa memakai topeng yang sudah terlalu tebal dan merasa berat menaggungnya.
Saya adalah pengambil keputusan yang belum dewasa, tidak pandai menakar batas-batas. Lalu terjebak pada kondisi dimana keputusan harus diambil, dan yang tidak kalah sulit, disampaikan. Sering terbayang orang-orang yang pernah saya sakiti selama perjalanan ini. Rasanya ingin kembali ke masa lalu membawa pengetahuan masa sekarang, meminta maaf dengan sebenar-benarnya lalu mengatakan bahwa masa depanmu hebat, you deserve the better.
Berada di persimpangan dua pilihan, belum tentu yang tidak dipilih adalah yang lebih tidak baik. Terlalu banyak variabel disana untuk dijelaskan dalam paragraf-paragraf. Tanpa diminta bertanggung jawab pun saya sudah merasa sangat bersalah. Saya buruk dalam mengukur, melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang akan seperti apa juntrungannya.
Saya terlalu dingin dan kaku sehingga sering lupa memikirkan perasaan orang. Coba saja dulu, efeknya kaya apa dipikir belakangan. Mesin bisa diperlakukan begitu, tapi tidak dengan manusia. Kurang ajar memang. Kalau mau marah, silakan.
Kumohon tetaplah tegak, kamu hebat.
Maafkan aku untuk kesekian kali...
Salam,
Chandra
0 comments :
Post a Comment