Lebaran adalah momen dimana kita bertemu banyak keluarga, saudara, dan teman. Apalagi kalau buka bersama juga dihitung, jadi lebih banyak lagi. Banyak orang yang hanya bisa kita temui setahun sekali, yaitu saat lebaran. Bahkan ada yang belum tentu setiap lebaran bisa pulang. Ada juga yang baru pertama kali bertemu. Intinya banyak hal bisa terjadi.
Karenanya, momen lebaran seperti jadi checkpoint tidak tertulis yang dipakai orang untuk mengukur seberapa jauh dia tumbuh dalam satu tahun terakhir. Ini lebih banyak terjadi pada anak-anak muda dibanding orang tua. Sama seperti jasmani yang berhenti tumbuh tinggi pada usia tertentu, rohani juga. Tidak tumbuh lebih tinggi, mendewasa iya.
Tanya orang berusia 35 tahun ke atas, kebanyakan sudah tidak
kemrungsung ingin ini itu. Tidak seperti anak 25 tahunan yang ingin kerja di kantor itu lah, ingin kuliah di luar negeri, ingin menerbitkan buku, ingin jadi influencer, dan ingin ingin yang lain tapi yang dilakukannya sehari-hari tidak mendekatkan dirinya kesana.
Tapi tidak masalah, justru karena hormonnya masih menghendaki untuk tumbuh, waktu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperbesar peluang tercapainya cita-cita. Orang bilang kalau mau jalan-jalan, kuliah di luar negeri, berpetualang dll lakukan ketika muda karena ketika sudah berkeluarga dan punya anak akan susah. Menurut saya ini bukan cuma karena sudah punya anak, tapi lebih karena hormonnya sudah tidak bergejolak, hidup stabil dan aman dirasa lebih baik, toh hidup itu
wang sinawang.
Flashback ke lebaran Idul Fitri satu bulan yang lalu. Saya bertemu satu dua orang yang menurut saya tumbuh lebih cepat daripada rata-rata orang di sekitarnya. Alhamdulillah saya belum terlalu tua untuk terpacu ketika mendengar cerita dari mereka.
Tantangan menulis 30 tulisan dalam 30 hari ini adalah bagian dari usaha saya untuk tumbuh lebih cepat. Ada dua cara menjadi orang yang lebih bermanfaat. Pertama memperbanyak aktivitas positif. Kedua mengurangi aktivitas negatif dan sia-sia.
Kita punya 24 jam dalam sehari, artinya waktu kita terbatas. Akibatnya muncul formula
zero sum game. Artinya pengurangan dalam satu sisi akan otomatis menjadi penambahan di sisi yang lain. Jadi kalau bingung aktivitas positif apa yang sebaiknya dilakukan, cobalah mulai dengan mengurangi kesia-siaan dulu.
Membaca, menulis, dan menggambar sketsa adalah contoh kegiatan sederhana yang bisa dilakukan nyaris kapan saja dan dimana saja, tidak perlu banyak persiapan, dan bisa segera dimulai. Oleh karenanya kebiasaan-kebiasaan macam ini sangat efektif untuk membunuh waktu yang berpotensi terbuang sia-sia. Bawalah buku kemanapun pergi, dan kamu tidak akan pernah membuang waktu.
Saya orang yang senang didengarkan namun kurang pandai bercerita. Saya senang jika ada orang yang menaruh perhatian ketika saya bicara. Namun tidak dalam setiap kesempatan ada telinga yang siap mendengarkan. Lagipula, terlalu banyak bicara tidak bijaksana.
Untuk itulah saya membiasakan diri menulis. Beginilah caranya berbicara tanpa harus menyita waktu dan kesediaan orang untuk mendengarkan. Saya punya potensi sombong, sok bijak, pamer, dan arogan ketika menulis. Oleh karenanya saya menulis di ruang privat, bukan di timeline orang-orang yang belum tentu ingin mendengar atau membaca.
Saya menetapkan target jumlah tulisan untuk memaksa saya meluangkan barang satu sampai satu setengah jam di depan laptop dengan fokus. Untuk sementara saya menjauh dari gadget, mematikan streaming youtube, dan menutup pintu. Ada dua tujuan utama yang saya harapkan bisa didapat setelah sebulan melakukan kebiasaan sederhana ini.
Ketika nanti sudah tidak mewajibkan diri untuk menulis, saya bisa menggunakan satu jam itu untuk hal-hal lain yang sama atau lebih bermakna. Mengulang-ulang kebiasaan selama sebulan memaksa saya untuk mengurangi jatah waktu sia-sia meski hanya satu jam. Saya membebaskan satu jam dari kegiatan kurang bermanfaat.
Kedua, akhir-akhir ini saya merasa begitu mudah terdistraksi.
Focus span saya sepertinya memendek. Kalau ingin mencari kambing hitam, handphone mungkin yang paling benar untuk disalahkan. Lagi-lagi dengan mengulang berkali kali, semoga aktivitas detoks ini berhasil mengeluarkan racun-racun yang selama ini menghantui.
***
Ada takdir yang bisa diubah dan takdir yang bisa diubah. Itulah takdir. Namun menurut saya satu tingkat di bawah itu ada yang namanya keadaan. Jika kedudukan takdir dilihat dari bisa diubah atau tidak, keadaan dilihat dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubahnya.
Keadaan panjang contohnya dimana kita sekarang bersekolah atau bekerja, dimana kita tinggal, siapa teman-teman kita, budaya lingkungan sekitar, dan hal lain yang meskipun ingin, tidak bisa dengan segera bisa kita ganti. Kita merasa tidak nyaman dengan rekan kerja, tidak bisa
ujug-ujug besok senin pindah kerja di tempat lain. Ada tugas kuliah yang belum bisa kita selesaikan, kita tidak bisa lari begitu saja, men-skip hari yang sepertinya tidak akan
friendly.
Ada kondisi-kondisi dimana kita harus bertahan seperti apapun keadaannya. Untuk hal-hal seperti ini jangan terlalu bermimpi perubahan akan terjadi semudah membalikkan telapak tangan. Agak mustahil tiba-tiba besok pagi follower naik menjadi 10k dan sudah bisa membuat story dengan
swipe up masuk ke blog ini. Agak kecil kemungkinannya tahu-tahu turun surat keputusan menerima beasiswa dan langsung kuliah senin depan. Keluar pekerjaan mungkin bisa, tapi untuk langsung dapat pekerjaan lain besoknya tidak segampang itu.
Tapi jangan putus asa dengan keadaan yang sekarang ini belum ideal. Hal-hal macam itu bisa diubah, hanya butuh waktu. Keep calm and carry on.
Kalau mau yang bisa kita ubah dengan segera adalah keadaan pendek. Kita sulit bangun pagi, maka besok kita punya otoritas untuk mengharuskan diri tidur lebih awal. Merasa kurang bugar, coba mulai lari pagi. Merasa kekurangan, sisihkan harta dan segera sedekahkan. Merasa diselamatkan dari bahaya, hubungi orang tua karena mungkin itu berkat doa mereka.
Kita punya mandat untuk mengendalikan sebagian hal. Bangun lebih pagi, makan lebih bernutrisi, lebih sopan pada orang, bekerja sepenuh hati, menghormati orang yang lebih tua, datang tepat waktu, melakukan lebih dari yang diminta, berhenti merokok, dan rutin olahraga adalah aktivitas-aktivitas yang menjadi pintu untuk keluar dari keadaan yang tidak mengenakkan. Itulah keadaan pendek yang bisa diganti esok hari.
Apa yang sering kita keluhkan selama ini jangan-jangan sebagian besarnya adalah hal-hal yang sebenarnya bisa kita perbaiki dengan segera. Hanya saja perubahan tidak pernah mudah, dan yang tidak mudah biasanya tidak cepat.
Ketika badan lebih sehat, tabungan lebih banyak, lebih dipercaya orang, dan lebih bersemangat menjalani hidup maka otomatis keadaan panjang yang tadinya susah diubah pelan-pelan akan membaik. Keputusan diintegralkan menjadi kebiasaan. Kebiasaan diintegralkan menjadi perilaku, Perilaku diintegralkan menjadi nasib.
Dari situlah saya terpacu ketika melihat orang-orang yang menjaga dirinya tetap bermanfaat hampir dalam setiap waktunya. Perubahan belum akan terlihat ketika satu dua hari atau minggu bertemu. Tapi dalam setahun, integrasi yang terjadi menghasilkan perubahan diri yang mengagumkan.
Bertemu orang-orang baru bagus, menambah koneksi dan peluang. Tapi bertemu orang-orang lama yang terus tumbuh juga sama bagusnya, apalagi yang kita mengikuti sejak mudanya dan melihat bagaimana dia menjaga dirinya. Kita bisa belajar baik dari orang baru maupun orang lama. Alhamdulillah lebaran kemarin saya bertemu dengan keduanya.
Kalau kata Aa Gym, mulailah dari hal kecil, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari sekarang. Jika apa yang saya lakukan ini (menulis -red) belum bermanfaat bagi orang lain, setidaknya ini bermanfaat untuk diri saya sendiri dulu.
Seberapa besar efeknya saya belum tahu. Tapi jika nilai rata-rata sementara saya 6 lalu kemasukan satu nilai 7, otomatis nilai rata-ratanya meningkat. Saya tidak menyesali waktu yang saya gunakan untuk menulis. Karena jika tidak menulis, mungkin jadinya akan lebih sia-sia.
Saya berterima kasih pada orang-orang yang telah membantu memberikan informasi, request, dan motivasi. Beberapa mini interview perlu saya lakukan kemarin supaya tidak salah berbicara, seperti pada
Tayap dan
Zonasi. Ada obrolan-obrolan yang membuat saya terpikir untuk menulis tentang sesuatu, CV misalnya.
Mohon maaf karena sebagian yang lainnya hanyalah pelampiasan atas ketidaksetujuan saya akan sesuatu, pembahasan suatu obyek yang saya suka tapi mungkin orang lain tidak, opini-opini yang belum tentu Anda sependapat, dan beberapa review yang kadang-kadang telat.
Kalau tidak salah hitung, postingan ini adalah tulisan ke 30 dalam 30 hari terakhir. Orang bilang kebiasaan bisa dibentuk dengan mengulanginya selama 21 hari berturut-turut. Cukup 21 hari saja. Namun saya berkaca pada apa yang dilakukan seorang
creativepreneur sekaligus musisi nasional yang tahun 2015 lalu membuat tantangan serupa namun lebih sulit, yaitu membuat vlog selama 30 hari non stop.
Lagi pula secara psikis 1 bulan itu terdengar lebih keren daripada 3 minggu hehe.
Setelah ini InsyaAllah saya akan tetap rutin menulis tapi tidak setiap hari. Saya sadar beberapa tulisan dalam sebulan terakhir ada yang kurang enak dibaca karena memang keluarnya juga dipaksakan. Maka ke depan saya akan menulis ketika memang ada inspirasi. Semoga hasilnya lebih baik dan bermanfaat.
Saya sering terinspirasi kalau membaca tulisan-tulisan orang di blog pribadi (tapi entah kenapa tidak begitu kalau ada yang nulis panjang di story ig, saya malah malas baca). Maka semoga yang saya sajikan di sini sedikit-sedikit bisa menularkan inspirasi.
Ada satu hal yang saya kangen dari kegiatan blog-blog-an, yaitu berbalas komentar. Tahun 2017 adalah tahun dimana paling banyak tulisan saya dikomentari oleh pembaca. Memang saat itu saya sedang serius-seriusnya menulis sebagai pelampiasan uneg-uneg ketika mengerjakan tugas akhir. Akhir 2016 dan awal 2018 juga ada beberapa, namun tetap tidak seasyik 2017.
Saya sangat butuh feedback dan masih sangat perlu belajar. Saya masih punya beberapa rencana ke depan. Namun seperti tantangan yang ini, saya baru berani bicara kalau sudah ada progresnya. Karena sering kali kalau besar omong di depan malah tidak jadi dilaksanakan.
Tulisan ini sudah sampai 1500 kata lebih, saya juga mulai
ngelantur sepertinya. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Kalau punya blog kabar-kabar ya, kita saling mengunjungi. Ya kalau nggak bisa berkunjung ke blog berkunjung ke rumah aja. eeaa, ngelantur kan.
Selamat malam dunia
There's a time for everyone
If they only learn
That the twisting kaleidoscope
Moves us all in turn
There's a rhyme and reason
To the wild outdoors
When the heart of this star-crossed voyager
Beats in time with yours
@chandranrhmn