Membeli Bukan Sekedar Transaksi
Pesan seorang senior di kantor, "Kamu sekarang cari sambilan, buat backup, mumpung masih banyak waktu luang, nanti bisa sekalian buat mengkader istri..". Obrolan sambil makan nasi goreng kambing, bukan acara pengenalan perusahaan atau apapun seperti kawan-kawan yang juga mulai bekerja, karena memang gak ada, sudah dianggap langsung siap mroyek karena sejak dulu sudah sering main kesana, dianggap sudah kenal.
Fleksibilitas sistem kerja memungkinkan saya untuk secara paralel mengerjakan sesuatu yang lain. Dengan mempertimbangkan keinginan untuk belajar, passion, dan prediksi pasar, saya putuskan kegiatan yang menguntungkan untuk dilakukan saat ini adalah : jualan alat-alat dan aksesoris panahan secara online.
Ini adalah pengalaman pertama saya berjualan secara profesional. Tentu masih sangat noob dibandingkan olshop-olshop yang sudah jauh lebih senior. Tapi saya suka sistem tokopedia yang memungkinkan toko baru untuk bersaing dengan yang sudah lebih dulu masuk. Akhirnya saya pilih Tokopedia sebagai marketplace toko pertama saya ini. Awalnya saya mau buka juga di Bukalapak, tapi ternyata mengurus satu saja udah cukup repot.
Pada Sea Games 2017 kemarin cabor panahan cukup sukses dan menyumbangkan beberapa medali. Pasca itu sepertinya olahraga panahan semakin populer di Indonesia. Info yang saya dengar dari sesama penghobi, di beberapa daerah lahir komunitas-komunitas panahan baru. Komunitas baru = pasar meluas. Apalagi ini termasuk aktivitas hobi dan rekreasi, pegiatnya biasanya siap mengeluarkan budget lebih.
Marketplace siap, pasar ada, barang mulai berdatangan, akhirnya dengan mengucap bismillah saya buka toko online pertama saya : BANDOENG ARCHERY
Sebagai toko yang masih baru, saya belum punya banyak bintang dan ulasan yang biasanya jadi pertimbangan calon pembeli, yah walaupun alhamdulillah sekarang sudah hampir tiap hari ada penjualan dan hasilnya lumayan lah sebagai pengalaman pertama dan usaha sampingan. Tapi kalau teman-teman hobi panahan atau ingin mencoba olahraga ini - sunnah loh - boleh banget belanja di kami hehehe. Atau kalau teman-teman punya kenalan yang hobi, boleh direfer ke toko saya. Minimal doanya semoga usaha ini berkah :)
Btw, untuk meningkatkan penjualan, saya menggunakan fitur TopAds di tokopedia sehingga jika ada orang mencari kata kunci tertentu barang saya akan muncul di bagian atas. Melalui fitur TopAds saya bisa tahu berapa kali produk itu ditampilkan, berapa orang yang meng-klik, persentasenya, dan berapa yang terjual. Saat ini persentase klik produk saya ada di sekitar 4%. Artinya secara rata-rata dari 100 kali iklan muncul ada 4 orang yang meng-klik. Kalau dari yang saya baca di forum-forum jualan online, persentase 2-3% oke, di atas 3% bagus.
Melihat statistik ini saya jadi terpikir penjual makanan, asongan, koran, mainan, tongkat tol, atau apapun yang biasa menjajakan jualannya di jalanan itu. Betapa banyak kendaraan dan manusia yang lewat tanpa menoleh kepadanya, termasuk saya. Kalau kita tanya penjaja di pinggir jalan itu ia akan menjawab dia berjualan untuk makan. Tapi setelah saya merasakan sendiri sensasi menjual sungguh berdagang bukan cuma soal keuntungan, tapi juga kebahagiaan dan rasa syukur. Tidak ada notifikasi lebih menyenangkan akhir-akhir ini selain notifikasi order baru di akun tokopedia saya.
Berbeda dengan pekerja kantoran atau pegawai negeri yang relatif sudah tahu berapa dia akan dapat nanti ketika tanggal gajian, para pedagang itu tidak tahu. Mereka pagi-pagi berangkat dari rumah tanpa tahu petang nanti pulang akan membawa apa. Mereka sampai pada tingkat keberserahan yang lebih tinggi dari rata-rata orang.
Dulu diajarkan oleh guru agama di sekolah bahwa berniaga adalah salah satu sumber rejeki, bahkan profesi yang recommended. Membeli dari pedagang jalanan bukan sekedar membantu mereka menyambung hidup atau menafkahi keluarganya. Di saat yang bersamaan kita memberi mereka alasan untuk berbahagia dan kemudahan untuk lebih bersyukur. Lebih dari itu, dengan membeli bahkan mungkin kita akan menyelamatkan mereka dari meragukan kasih sayang Tuhan.
Chandra
0 comments :
Post a Comment