Silaturahmi Muslim AE #2 : Al-Quran Manual Manusia
Menyusuri lorong dan tangga FTMD, saya kaget ketika masuk ke ruang seminar lt 4. Saya pikir yang hadir tidak beda jauh dengan 2 minggu yang lalu. Tapi ternyata, saya yang datang agak terlambat bahkan sudah tidak kebagian kursi 'empuk'. Hanya tersisa kursi-kursi tambahan di pinggir.
Hari ini adalah harinya Silaturahmi Muslim AE #2. Ini adalah kelanjutan dari agenda kami 2 minggu yang lalu yang sempat saya tuliskan di sini. Singkatnya, ini adalah forum yang mempertemukan dosen dan mahasiswa di lingkungan teknik penerbangan ITB. Bukan dalam forum keinsinyuran, melainkan kerohanian. Dua minggu yang lalu yang hadir hanya sekitar 8 orang. Tapi hari ini alhamdulillah ada 23 mahasiswa dan 3 dosen yang kumpul sharing-sharing soal Al-Quran. Jumlah yang cukup banyak di tengah 'badai' ujian dan deadline, pikir saya. Alhamdulillah
Pembicaraan dimulai oleh cerita Bapak M. Kusni (dosen & ahli struktur pesawat) tentang perjuangan melawan penjajah. Pahlawan seperti Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol bertarung berlandaskan agama. Itulah yang menjadikan beliau-beliau berani mati. Bukan hanya berani, bahkan ingin mati syahid. Gimana coba caranya melawan orang yang bahkan ingin mati ?
Memperjuangkan kebenaran tidak pernah mudah. Selalu ada hambatan dan perlawanan yang harus diterima dengan kesabaran. Contoh terbaru, Novel Baswedan, penyidik KPK yang disiram air keras di wajahnya dan ini diduga berhubungan dengan kasus mega korupsi yang ditanganinya.
Sayangnya, menurut Pak Kusni, pendidikan yang ada sekarang hanya mengajarkan ilmu tanpa menumbuhkan karakter pembela kebenaran itu. Itulah fungsinya forum-forum semacam Silaturahmi Muslim AE ini. Forum untuk memberikan bekal lain bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Konsep berani bertarung ini masih relevan sampai sekarang. Bentuknya mungkin bukan lagi konfrontasi fisik dan senjara. Tapi sebagai warga negara Indonesia kita harus berani bersaing dengan bangsa luar, jangan inferior, kejar keunggulan. Itu bukan dzalim, tapi bersaing.
Pak Kusni sempat bercerita dulu pada tahun 1980an ketika Pak Habibie masih di IPTN. Saat itu lembaga penerbangan dari Australia ingin bertemu untuk menawarkan kerjasama. Tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh beliau. Beliau menganggap kemampuan Indonesia lebih tinggi, Indonesia sudah punya apa yang mereka tawarkan. Tapi ya namanya tamu, mereka ditolak oleh IPTN tapi akhirnya diterima oleh ITB. Keunggulan, kemenangan, dan dominasi bukanlah sesuatu yang dzalim, itu hasil persaingan.
Lebih lanjut, Pak Kusni berbicara mengenai ketakwaan. Taqwa adalah hal yang selalu diamanatkan dalam khotbah, jadi minimal seminggu sekali kita diingatkan. Maka taqwa adalah perkara yang tidak main-main. Kata taqwa disebut dalam Al-Quran lebih dari 200 kali. Banyak ayat yang menyebutkan definisinya dan masing-masing ayat bisa beragam. Contohnya Q.S. Ali Imron ayat 133-134
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S Ali 'Imron : 133-134)
Salah satu ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit. Diantara cara-cara bersedekah, ternyata yang utama adalah bersedekah pada orang tua. Regardless orang tua sudah berkecukupan dan masih banyak yang lebih perlu dibantu, ternyata orang tua tetap yang utama.
Itu baru 2 ayat dari Al-Quran dan salah satu penyebutan taqwa, masih banyak lagi yang lain. Al-Quran adalah manual book-nya hidup manusia. Untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan akhirat kuncinya sudah ada di dalam Al-Quran. Karena sesungguhnya manusia adalah makhkluk surga, dunia ada untuk membedakan mana yang pantas di surga dan mana yang pantas di neraka.
Al-Quran dijaga kesuciannya. Kalau ada orang yang coba-coba mengotak-atik isi maupun kalimatnya pasti akan ketahuan karena banyak sekali orang yang hafal dan bisa memverifikasi. Al-Quran adalah perkara yang sangat serius dalam hidup. Membaca, memahami, dan menghafalkan AL-Quran banyak berkahnya. Banyak.
Idealnya lulus ITB paham Al-Quran lah - Pak Kusni
Bapak Agoes Moelyadi menambahkan, bahwa ketaqwaan bukanlah hal yang statis. Di dalamnya harus terus menerus ada peningkatan. Usaha untuk meningkatkan ketaqwaan, misalnya forum seperti ini, mungkin baru akan terasa efeknya 3 atau 5 tahun lagi.
Di sisi lain, ketika kita lalai untuk 'mencelupkan' diri dalam Islam, lama-lama ketaqwaan akan luntur. Akibatnya mengusahakan pemimpin Islam saja susah.
Dalam awalan Surah Al-Baqarah Allah menjelaskan ada 3 tipe orang :
Ayat 2 - 5 : orang yang beriman dan mendapat hidayah
Ayat 6 - 7 : orang-orang kafir
Ayat 8 - 16 : orang munafik
Orang munafik dijelaskan paling panjang karena ini zona abu-abu. Orang munafik mengaku beriman tapi masih melakukan penyimpangan-penyimpangan. Mari kita evaluasi diri masing-masing, ada di golongan manakah kita ?
Mengenai berjuang dan bela negara, dalam Al-Quran tepatnay Q.S Al Balad ayat 1 dan 2
Aku bersumpah demi negeri ini. Dan engkau menjadi halal di negeri ini (Q.S. Al Balad :1-2)Ini adalah bukti bahwa legitimasi sebuah negeri diakui dalam Al-Quran. Maka sense of belonging terhadap negeri masing-masing adalah hal yang diamanatkan untuk ada. Maka sejatinya cinta tanah air juga merupakan bagian dari iman dan ketaqwaan.
Kita diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal, makanya dek, coba kalian cari pasangan dari bangsa lain - Pak Kusni , dan tawa pun pecah
Salam,
Chandra