Akhirnya Tahu Juga


Setelah berbulan-bulan low profile dalam hal keyakinan, akhirnya kemarin saya harus terus terang bilang. Di luar dugaan, ini justru memantik diskusi yang menarik.


Selama ini saya men-disguise salat saya di tempat kerja sebagai coffee atau toilet break. Pun saat lunch time di bulan puasa saya milih menyendiri di meeting room kosong atau tidur di parkiran. Waktu pergi umrah kemarin juga saya tidak bilang apa-apa jadi kebanyakan mengira saya sekedar pergi holiday ke middle east. Ketika balik dengan kepala gundul pun mereka kira itu hanya lucu-lucuan saja. Di tanah yang lebih dari setengah penduduknya tidak beragama, tidak mudah untuk secara terus terang menunjukkan kita memegang suatu keyakinan, apalagi Islam.

Sebenarnya tidak ada larangan untuk beribadah di tempat kerja, di 'AD/ART' pun diatur tempat dan waktu yang bisa dipakai karyawan yang perlu beribadah, otomatis berarti agama di-acknowledge di sini. Tapi pada prakteknya keyakinan tetap seperti sesuatu yang lebih baik disimpan sendiri. Keep it private.

Sampai akhirnya minggu lalu team manager mengagendakan farewell drink untuk melepas salah satu kolega yang akan resign. Acaranya di bulan puasa pukul 4 sampai 6 sore (buka di hari itu jam 7 malam). Saya datang, dan mau tidak mau bilang bahwa saya tidak pesan minum karena sedang puasa. Fine-fine saja, walaupun responnya bermacam-macam.

Jenis respon pertama adalah dari yang tahu bahwa saya muslim, tahu sekarang ini ramadhan, dan tahu bahwa bulan ini muslim berpuasa. Ada rekan yang beragama kristen tapi karena berasal dari Mesir dia tahu persis apa yang saya lakukan. Di hari pertama puasa pun ujug-ujug dia mengucapkan selamat ramadhan (dia sehari-hari pakai kalender hijri dan gregorian sekaligus). Dia juga sempat bekerja beberapa tahun di Arab Saudi sehingga saat umrah kemarin saya tanya beberapa hal terkait akomodasi dan visa ke dia, baik sekali.

Jenis respon kedua adalah yang tahu bahwa saya muslim karena berasal dari Indonesia, tapi belum familiar dengan ramadhan dan puasa. Jadi pertanyaan yang muncul adalah "are you also doing ramadhan?". Tentu ini pertanyaan yang sangat langka di Indonesia di mana hampir semua muslim doing ramadhan, bahwa ada bolong atau mokel itu urusan lain, minimal hatinya ramadhan. Dari situ kemudian berlanjut dengan beberapa pertanyaan teknis seperti "not even drinking?", "for how long?", "you feel tired?", atau becandaan "come on, windows are closed". 

Jenis respon ketiga adalah yang tidak tahu bahwa saya muslim, tapi tahu soal puasa ramadhan. Ini dari teman-teman yang berasal dari negara dengan populasi muslim lumayan banyak seperti Nigeria. Ketika saya bilang fasting, dia tanya "are you moslem?", "yes" jawab saya. Ini bukan salah mereka kalau mereka tidak tahu banyak muslim di Indonesia, Indonesia memang the biggest invisible country in the world, negara besar tapi nggak kelihatan.

Jenis respon keempat adalah yang tidak tahu bahwa saya muslim dengan alsan yang sama seperti jenis ketiga, tapi juga tidak tahu apa itu ramadhan dan fasting. Tidak semua orang familiar atau pernah bersinggungan dengan Islam. 

Di meja itu ada yang Kristen dengan berbagai denominasinya, Islam, agnostik, dan atheist. Di tim ini sebenarnya ada Buddha juga tapi tidak hadir karena sedang parental leave. Keberagaman bukan hanya soal keyakinan, dari aspek yang lain ada kolega yang meat-eater, vegetarian, dan vegan. Menyala gak tuh diskusinya, padahal jumlahnya tidak sampai 15 orang.

Dari sana saya jadi tahu bedanya vegetarian dan vegan: vegetarian masih makan telur dan minum susu sementara vegan secara total menghindari konsumsi hewani. Saya juga jadi tahu soal konsep registered partnership di Belanda. Jadi di sini pasangan tidak harus menikah untuk tinggal bersama, cukup dengan mendaftarkan partnershipnya mereka punya hak legal yang sama dengan pasangan menikah termasuk perkara pajak, anak, tempat tinggal, dll. Banyak fakta menarik yang baru saya tahu, seperti ternyata tidak semua negara mencantumkan kolom agama di KTP-nya, pentingnya family name bagi orang barat, dan pengalaman pasangan non-menikah yang mengalami kesulitan ketika mau checkin hotel di beberapa negara.

Farewell drink itu akhirnya bablas sampai jam 7 lebih. Saya akhirnya sempat berbuka di sana dengan memesan secangkir teh hangat. Karena pada akhirnya semua sudah tahu bawah saya muslim, beberapa hari kemudian ketika saya menginfokan bahwa akan ambil cuti tanggal 28 dan 31 Maret, saya bilang bahwa "for me this is the end of ramadan and I will have eid al fitr, I'm taking day off for that.


Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Eid Mubarak

Chandra

Gambar hanya pemanis, suatu hari sebelum bulan puasa ada bagi-bagi sandwich di kantor, ada beberapa opsi seperti rosi isi sosis, keju, dan bacon. Untungnya mereka juga menyiapkan 'sate' buah untuk teman-teman vegan. Saya macak vegan supaya aman dan minta buah, another jalan tengah antara lingkungan dan keyakinan

Muslim Player Considerations Awareness


Beberapa tahun yang lalu, pemain sepak bola di Eropa yang berpuasa dan harus berbuka di tengah pertandingan seringkali harus berpura-pura cedera atau mendapatkan perawatan agar bisa menenggak sebotol air dan makan sepotong energy bar. Kadang-kadang sebutir kurma juga harus diserahkan secara sembunyi-sembunyi seakan tabu menggabungkan keyakinan dengan olahraga. Kini keadaan sudah berubah, di pertandingan resmi liga-liga besar Eropa wasit secara resmi menghentikan pertandingan sejenak agar pemain bisa berbuka puasa. Lebih menariknya lagi, momen seperti ini selalu diiringi tepuk tangan dan riuh penonton.




Di Inggris, PFA (Professional Footballers' Association) melakukan sosialisasi Muslim Player Considerations Awareness guna membuat official dan coach dari klub-klub aware tentang kebutuhan pemain muslim salah satunya dalam kaitannya dengan Ramadhan. Akan ada waktunya Ramadhan jatuh pada saat libur kompetisi, tapi dalam 18-20 tahun ke depan Ramadhan akan beririsan dengan kalender kompetisi berjalan. Untuk itu PFA merasa perlu secara proaktif memberikan booklet yang berisi penjelasan A-Z tentang kebutuhan pemain muslim di Liga Inggris. Ini inisiatif yang bagus dari PFA dan tampaknya bersambut dengan baik pula dari sisi klub dan federasi.

Bukan hanya soal puasa dan Ramadhan, PFA pada dasarnya memberikan penyulusan Islam 101. Dimulai dengan penjelasan apa itu Islam, rukun Islam yang 5, serta penjelasan ibadah-ibadah yang dilakukan pemeluknya. Ini jadi penting karena ibadah muslim banyak yang terikat dengan waktu (salat wajib, salat jumat, puasa ramadhan) sehingga akan ada saatnya kewajiban beragama akan bersinggungan dengan urusan profesional. Salat jumat misalnya, dijelaskan bahwa atlet pria muslim wajib untuk hadir di masjid sehingga diharapkan jadwal training bisa disesuaikan untuk mereka pada Jumat siang.

PFA juga menjelaskan ucapan-ucapan yang biasa terlontar dari pemain muslim seperti salam, hamdalah, dan lainnya. Simbol-simbol seperti sujud yang biasa dilakukan pemain saat melakukan selebrasi juga disosialisasikan sehingga tidak menjadi sesuatu yang asing dan aneh untuk dilihat. Saat ini mungkin Mohamed Salah adalah pemain muslim paling high profile di UK dan dia sering melakukan selebrasi dengan bersujud. PFA juga menghighlight bahwa ada muslim yang tidak ingin bersentuhan dengan lawan jenis sehingga diharapkan tidak ada kesalahpahaman jika ada pemain muslim yang memilih bersalaman 'jarak jauh'.


Aspek teknis berkaitan dengan kebutuhan pemain muslim juga disampaikan oleh PFA. Misalnya kebutuhan akan makanan halal, saran untuk menyediakan prayer room di training ground, dan mengkondisikan pemain muslim di kamar yang sama ketika di hotel untuk mempermudah salat. Klub juga diharapkan membantu mencarikan housing bagi pemain muslim yang dekat dengan tempat ibadah dan halal shop.

Setelah menjelaskan Islam 101, barulah masuk pembahasan soal puasa. PFA memberikan info sedetail-detailnya mulai dari kalender puasa beberapa tahun ke depan, jadwal imsakiyah, syarat boleh tidak berpuasa (jika pertandingan away jarak jauh bisa jadi boleh tidak berpuasa), sampai guidance teknis bagaimana menjaga performa pemain saat berpuasa. Klub sudah berusaha mengakomodasi maka pemain juga harus tetap profesional dan menjaga performa terbaiknya meskipun sedang berpuasa.

Bagi pemeluknya, Islam tidak bisa dipisahkan dari urusan sehari-hari, atau dalam bahasa lain susah 'dibikin' sekuler. Bagi top level athlete mungkin puasa tidak terlalu memberikan benefit secara fisik (mereka sudah super human, beda sama kita yang lumayan puasa bisa bantu bakar lemak), tapi secara batin dan emosional rasa lega karena bisa menjalankan ibadah dengan baik dan penuh support bisa jadi akan mendatangkan mental boost yang bisa menunjang performa. Itulah yang diharapkan PFA dari agenda awareness workshop ini.

Saya fans Liverpool, tim ini pernah punya duet maut Salah + Mane yang dua-duanya muslim. Masa-masa mereka ngobrak-abrik liga Inggris lalu bersujud tiap selesai mencetak gol tentu dilihat dan diingat banyak orang. Pemain muslim akan terus datang dan pergi di Liga Inggris maupun liga-liga lain di Eropa. Mungkin belum bisa dibilang dakwah, tapi apa yang dilakukan oleh PFA di Inggris adalah sesuatu yang sangat baik. Pendekatan yang sopan, ramah, dan informatif akan berterima dengan lebih baik, dibuktikan dengan respon pelaku sepakbola Inggris atas sosialisasi yang dilakukan. Keren. Sampaikanlah walau satu ayat.

Thanks,
Chandra

sumber bacaan: fifpro.org

#KaburAjaDulu Tapi Bukan Indonesia



Di tempat kerja, salah satu kolega saya berasal dari Iran. Bagi yang belum tahu, Iran adalah salah satu negara yang kena sanction dalam bidang ekonomi sehingga sulit bagi negara itu untuk melakukan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan traksaksi perbankan dengan negara lain. Ketika masih bekerja di lembaga keuangan dulu hal-hal seperti ini hanya saya pelajari dalam materi training. Kini saya menyaksikan di depan mata dan ngobrol langsung dengan 'korban'-nya. Teman saya ini tidak bisa mentransfer uang masuk dan keluar Iran jadi walaupun ingin dia tidak bisa mengirim uang untuk keluarganya.

Seorang kolega lain adalah seorang Russian, tapi legally dia datang ke Belanda dari Georgia. Itu karena dia bersama keluarganya kabur dari Rusia ke Georgia ketika Rusia mulai perang dengan Ukraina. Di Georgia dia mulai mencari kerja dan dapat lah di Belanda ini. Satu orang lagi bukan rekan kerja tapi kenal karena dia datang ke pengajian orang Indonesia, dia berasal dari Syria. Waktu saya tanya apakah dia akan kembali ke Syria dia jawab, "No my friend, it's one way ticket".

Meskipun Indonesia masih 'livable' jika dibandingkan dengan negara-negara di atas, cerita-cerita itu adalah bukti bahwa konsep negara itu ya nggak suci-suci amat. Kalau kata Mas Sabrang bentuk negara kesatuan yang seperti ini adalah buatan manusia, dan buatan manusia bisa diubah kapan saja (kalaupun bukan diubah ya diobrak-abrik politisi licik). Yang tidak bisa diubah adalah kenyataan bahwa kita lahir dengan kulit sawo matang, rambut hitam, dan cara bicara medhok (yang ini saya). 

Pemerintahan yanh baru baru saja dimulai tapi sudah terjadi banyak sekali skandal. Tiada hari tanpa berita menyebalkan atau opini jelek pemangku kekuasaan. Rekor korupsi keep getting broken. Andai Indonesia ini letaknya tidak begitu jauh dari EU dan US, saya cukup yakin banyak yang bergegas pindah seperti yang dilakukan orang-orang Turki dan Maroko. Tidak seperti orang Indonesia yang datang untuk tujuan sementara seperti sekolah atau bekerja, mereka datang untuk hidup menetap dan membentuk keluarga di sini. All in.

Doakan saya punya kesempatan ngobrol dengan lebih banyak orang dari latar belakang yang berbeda-beda sehingga bisa mendapat berbagai POV menarik lainnya. Take away saya sejauh ini adalah bahwa #KaburAjaDulu bukan hanya terjadi di kita dan punya pikiran soal itu bukanlah sebuah dosa meskipun politisi meng-gaslight bahwa itu adalah tanda rendahnya nasionalisme.

Semua orang punya cerita dan alasannya masing-masing. Jika menurutmu itu baik untukmu dan keluargamu, go for it. Wallahu a'lam.


Thanks,
Chandra

Kennismigrant


Kennis artinya knowledge, migrant artinya migran. Kennismigrant adalah salah satu visa yang bisa memberikan jalan #KaburAjaDulu ke Belanda. Dalam Bahasa Inggris, Kennismigrant biasanya diterjemahkan sebagai Highly Skilled Migrant, tapi saya lebih suka istilah Migran Terampil saja karena kalau dengar highly skilled dalam benak saya yang muncul adalah welder bawah laut atau ahli nano technology. Padahal pekerjaan 'biasa' pun bisa mendapat visa kennismigrant asalkan perusahaannya memenuhi syarat dan bersedia menjadi sponsor.


Visa highly skilled migrant punya beberapa keuntungan. Pertama adalah 30% ruling, di mana untuk tahun-tahun pertama 30% dari gaji yang diterima bebas pajak, seperti PTKP kalau di Indonesia. Jadi dengan gaji bruto yang sama, take home pay pemegang 30% ruling akan lebih tinggi. Tapi 30% ruling ini hanya untuk 20 bulan bertama, 20 bulan berikutnya jadi 20% lalu 10%. Setelah 60 bulan PTKP jadi 0 alias seluruh gaji dipajaki, asumsinya orang sudah settled setelah segitu lama sehingga tidak perlu keringanan pajak lagi. Pindah perusahaan tidak membuat 30% ruling hangus, perusahaan baru akan meneruskan hitungan bulan yang tersisa dengan syarat perusahaan baru juga memenuhi syarat sebagai sponsor.

Keuntungan kedua adalah bisa mengajak pasangan dan anak di bawah 18 tahun tanpa harus tes civil integration (inburgering) dan tidak harus bisa berbahasa Belanda. Pasangan juga punya ijin untuk bekerja full time walaupun pekerjaannya tetap harus cari sendiri dan tidak mendapat 30% ruling. Kita juga bisa datang dan memperoleh ijin tinggal tanpa perlu punya deposit dana tertentu. 

Kemudian benefit lain adalah kalau punya SIM di negara asal, bisa ditukar dengan SIM Belanda tanpa harus tes lagi. Penukaran SIM kena biaya sekitar 50 euro memang, tapi ini jauh lebih murah daripada harus les dan tes mengemudi yang bisa mencapai ribuan euro kalau ditotal. Benefit-benefit ini diberikan untuk menarik talent dari luar Belanda agar mau bekerja di sini. Industri Belanda maju dan ekonomi berputar cepat namun jumlah SDM lokalnya terbatas, mau tidak mau harus merekrut dari luar negeri.

Masuk sebagai kennismigrant gampang gampang susah. Gampangnya karena tidak perlu memusingkan dokumen, deposit, apply visa, dan lain sebagainya karena pintu masuknya lewat perusahaan bukan imigrasi/negara. Alurnya adalah diterima perusahaan dulu, baru perusahaan akan mengurus aplikasi visa kita. Masuk ke perusahaannya bisa apply langsung via linkedIn, recruiter, atau platform lain yang biasa dipakai melamar kerja jaman sekarang. Seleksi dan interview-nya juga mengikuti kebijakan perusahaan masing-masing. Setelah diterima dan sign kontrak baru kita kirim dokumen-dokumen keimigrasian yang diperlukan untuk mengurus visa dan ijin tinggal.

Susahnya karena bersaingnya dengan talent dari berbagai penjuru dunia dengan experience yang bermacam-macam. Tapi ini bisa disiapkan dengan mengumpulkan skill dan pengalaman. Maka kalau dari yang saya temui di sini rata-rata kennismigrant sudah punya pengalaman kerja beberapa tahun dan umurnya banyak yang sudah kepala 3. Lowongan yang bisa provide visa highly skilled migrant tidak langka-langka amat tapi juga tidak banyak-banyak amat, karena tidak semua perusahaan mau untuk jadi sponsor. Jadi ketika PDKT dengan perusahaan Belanda coba tanyakan apakah di posisi yang ditawarkan talent akan dapat status kennismigrant.

Thanks,
Chandra

1 Ramadhan


Sudah expect bahwa puasa akan sangat berbeda di sini. Tidak ada orang berbondong-bondong ke masjid untuk taraweh hari pertama, tidak ada yang jual jajanan jelang buka puasa, tidak ada bunyi-bunyian membangunkan sahur, jam kerja/sekolah tidak berubah, tempat makan tetap buka seperti biasa, dan tidak ada nuansa ramadhan pada umumnya. Semua berjalan layaknya bulan-bulan lainnya. Ramadhan hanya terasa di rumah dan masjid masing-masing.

Jatuhnya 1 Ramadhan pada hari sabtu adalah kebetulan yang menyenangkan karena taraweh dan sahur pertama jadi ngunduri libur tanpa perlu cuti. Ditambah lagi suhu udara di minggu ini mulai menghangat dan sudah memungkinkan untuk bersepeda dengan nyaman. Itulah yang kami lakukan, datang ke masjid Maroko dekat rumah untuk melaksanakan taraweh pertama di Belanda. Kebetulan ini salah satu masjid yang sangat support jamaah perempuan sehingga kami bisa datang bersama.


Kami datang ke masjid membawa pertanyaan yang umum ditanyakan pendatang baru: 11 atau 23. Sepertinya imam menyampaikan soal ini selepas salat isya tapi dalam bahasa Arab sehingga sulit buat saya menangkapnya. Pada akhirnya 11 it is, dengan arrangement 2 2 2 2 lalu witir 2+1. Rakaat pertama taraweh dibuka dengan alif lam mim, pertanda bahwa salat kali ini akan panjang hehe. Adzan isya pukul 20:00, semuanya selesai kira-kira 21:30, yah masih oke sebenarnya, Albert Heijn masih buka kalau perlu mampir beli kebutuhan sahur. 

Siang hari masih cukup pendek di sini. Subuh pukul 05:30 dan maghrib 18:18, jadi puasa tidak sampai 13 jam. Tapi karena lokasi jauh dari khatulistiwa dan musim panas di depan mata, akhir ramadhan nanti imsaknya maju sejam dan bukanya mundur sejam, jadi kira-kira puasanya akan jadi 2 jam lebih panjang. 

Hari terasa cepat dan tahu-tahu sudah siang. Kami siap-siap untuk jalan ke Den Haag karena di masjid Indonesia Al-Hikmah Den Haag ada pengajian dan buka bersama tiap hari Sabtu yang diselenggarakan oleh PPME (Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa). Balik lagi karena ini weekend dan jam buka/taraweh belum terlalu malam banyak yang datang ke masjid ini. Chance ketemu kenalan di sana besar karena banyak orang Indonesia yang tinggal di Den Haag dan banyak mahasiswa karena lokasinya dekat Delft. Benar saja, meskipun tanpa janjian dengan siapapun kami ketemu beberapa kenalan dan dapat kesempatan ngobrol banyak hal sambil berbuka puasa.




Sulit buat saya menjelaskannya, tapi bacaan imam Indonesia warnanya tetap beda dengan imam Maroko atau Turki, dan ini membuat taraweh di Al-Hikmah berasa seperti salat di Jogokariyan atau Salman. Rakaatnya 2 2 2 2 dan witir 2+1 tanpa ceramah. Taraweh selesai just in time untuk kami kembali pulang sebelum kemalaman. 

Hari pertama ramadhan surprisingly terasa penuh meskipun ketika melihat ke luar jendela dan ke jalan-jalan seperti tidak ada apa-apa. Semoga kebaikan-kebaikan lain menyusul di hari-hari ramadhan berikutnya. Bagaimanapun ramadhan di Indonesia bukan hanya soal rukun puasa tapi event sosial juga, dan perbedaan besar pasti terjadi di sini. Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan bagi yang menjalankan. Semoga Allah SWT menerima amalan kita dan ramadhan ini mendatangkan banyak keberkahan. Barakallah & enjoy!

Salam,
Chandra

Sebening Senja



Di antara karya-karya Letto yang saya ikuti, lagu Sebening Senja ini adalah salah satu yang maknanya dijelaskan secara lugas oleh Letto. Biasanya mereka memberikan kesempatan pada pendengar untuk menafsirkan lagu mereka dari sudut pandang dan pemahaman masing-masing, tapi kali ini dalam beberapa kesempatan Mas Noe secara gamblang menjelaskan apa yang ingin disampaikan di lagu Sebening Senja. Senja kok bening?

Lagu ini adalah soal manusia dan senja menggambarkan keadaan seseorang yang makin dewasa dan menua. Ternyata semakin senja seseorang, caranya melihat hidup bukannya meredup justru menjadi semakin bening. Banyaknya perjalanan dan pengalaman hidup yang telah dilalui menjadikannya mampu memandang dunia dengan lebih bijaksana, lebih pener. Saat senja itu pula seseorang dapat dinilai apakah hidupnya selama ini dijalani dengan penuh integritas, tegak pada kebenaran, dan manfaati.

Rasa itu dan senyumanmu
Sebening senja

Letto masih memberikan kesempatan bagi pendengarnya untuk memasukkan sudut pandangnya sendiri di sini. 'Mu' di penggalan reff itu bisa berarti siapapun: pasangan, orang tua, sahabat, guru, dll. Tapi dalam sesi Srawung Media yang dilakukan Letto dalam rangka merilis lagu ini, Mas Noe secara eksplisit menyebut bahwa bagi beliau sosok yang digambarkan lagu ini adalah Simbah (Emha Ainun Najib). 

Cak Nun sudah beberapa waktu terakhir libur dari tugasnya memimpin forum maiyah. Sebagai sosok yang menurut Mas Patub 'ngelus-elus atine wong akeh', tentu banyak yang merindukan beliau. Saya pribadi yang sering memutar video maiyah di YouTube sejak kuliah merasakan ada yang hilang. Mas Sabrang tampak berusaha mengisi kekosongan itu dengan shifting mengambil center stage di forum maiyah dan menyampaikan pesan-pesan untuk masyarakat banyak seperti yang biasanya dilakukan ayahnya. Padahal dulu saat masih menjadi wingman-nya Cak Nun beliau selalu mengambil posisi menjelaskan sesuatu dari sudut pandang ilmu fisika dan matematika yang kadang bahasanya rumit untuk dipahami. Collatz conjecture, Planck constant, Double Slits experiment, Taksonomi Bloom, nggak ada istilah-istilah itu disebut lagi akhir-akhir ini. Harus ada yang mengisi posisi Cak Nun di masa depan, dan saya rasa Mas Sabrang is up for it.

Noe dan Sabrang adalah orang yang sama, hanya saja yang satu nama panggung di Letto, satunya lagi panggilan di maiyah.

Video klip Sebening Senja yang premier beberapa waktu setelah lagunya keluar semakin mengonfirmasi arah lagu ini. Video garapan Mas Bagoes Kresnawan itu menggambarkan sosok bapak yang menua dan anak perempuannya yang tumbuh dewasa. Kita sebagai anak saking seriusnya mengejar dunia sering lupa bahwa orang tua juga bisa rindu. Masalahnya, beliau-beliau belum tentu mengungkapkannya.

Perasaan paling anj*ng adalah ketika kita dibukakan pintu-pintu sukses tapi tiap hari mamaku semakin tua - Raim Laode

Saya sangat menyarankan untuk menonton video klip Sebening Senja. Lagu ini mungkin tidak akan viral sampai ditonton puluhan-ratusan juta kali di YouTube dan platform streaming, tapi bagi yang menikmatinya saya rasa akan ada manfaat dan kesadaran yang bisa diambil dari sana. Pada akhir video klip Sebening Senja ada kalimat yang buat saya sangat mengena: untuk dia yang tak lelah membukakan jalan. Langsung teringat bagaimana orang tua melahirkan, membesarkan, menyuapi, mengajari berbagai hal, menyekolahkan, membiarkan kita bercita-cita, menikahkan, membukakan jalan, dan lain sebagainya. Kadang-kadang prosesnya tidak selalu mudah, dan yang jelas beliau-beliau semakin menua. Video Klip: Sebening Senja

Lagu ini juga sebagai penanda bahwa Letto masih ada. Perubahan landscape distribusi musik dan sudah tidak adanya ikatan dengan label membuat diakui atau tidak produktivitas Letto menurun dari segi rilisan, apalagi Letto banyak mengisi agenda bersama Kiai Kanjeng juga. Single terakhir yang dirilis Letto sebelum ini adalah Fatwa Hati, dan itu sudah empat tahun yang lalu. Kini Sebening Senja menegaskan bahwa band ini masih eksis dan berkarya.

***

Sebening Senja - Letto

Seandainya aku mengerti
Perihnya rasa rindu ini
Takkan berani ku bermimpi
Dan memilih untuk berlari

Karena cinta yang aku terima
Serpihan surga
Rasa itu dan senyumanmu
Sebening senja

Tak pernah aku menyesali
Perjalanan yang kulewati
Tuk memahami kata hati
Yang memanggilmu tak berhenti

Karena cinta yang aku terima
Serpihan surga
Rasa itu dan senyumanmu
Sebening senja

Rasa itu dan senyumanmu
Sebening senja



Salam,
Chandra

Umrah dari Eropa (2)



Haramain Highspeed Railway (HHR) akan jadi pengalaman pertama saya naik kereta cepat karena belum sempat mencoba Whoosh Jakarta-Bandung. HHR ini bisa mengangkut jamaah dengan rute Makkah - Madinah PP via Jeddah dengan waktu tempuh ujung ke ujung kurang dari 2,5 jam (normalnya dengan bus 4-5 jam). Top speed 300km/jam.





Masjid Nabawi di Madinah yang mulia, indah, dan nyaman. Madinah di musim dingin cukup sejuk, kami sempat mengalami subuh di 13 derajat celcius. Kubah hijau adalah Raudah, yang kalau mau masuk harus booking dulu setidaknya 2-3 minggu in advance.




Kalau di Makkah ada Damba, di Madinah ada Sunda. Restoran Indonesia yang hampir selalu ramai oleh jamaah Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Buka 24 jam tapi rehat sebentar di jam salat. Nasi rendang, nasi campur, dan nasi goreng spesialnya saya rekomendasikan.



Ba'da subuh menunggu payung dibuka sampai jam 7 belum dibuka juga. Kesimpulan saya jamnya tidak tetap, kadang bahkan payungnya tidak ditutup sepanjang malam.



Sekelibat pemandangan dari taksi ketika menuju ke stasiun untuk pulang. Kami tidak ke mana-mana ketika di Madinah karena badan kurang fit (sepertinya kelelahan). 




Tim tas oren Basic Fit wkwk gokil bisa sampai sini. Sebelumnya waktu sa'i juga ketemu satu. Bag count: Basic Fit 2-1 Fjallraven Kanken.



Some sweets untuk oleh-oleh orang kantor, dan as expected pada heran saya balik liburan dengan rambut plontos.




Meskipun umrah mandiri dengan visa tourism alhamdulillah kami tetap bisa bawa pulang zam-zam. Ada counter zamzam di pintu masuk keberangkatan bandara Jeddah. Per paspor bisa bawa 1 galon berukuran 5 liter, bayar 12.5SAR per galon, dan tidak dihitung ke berat bagasi. 


Bandara Jeddah ini sepertinya baru, sangat clean dan modern. Integrasi intermodanya juga bagus banget. Top.




Kami pulang pakai ITA Airways dan transit di Roma, sayang waktu transitnya terlalu mepet jadi nggak bisa eksplor banyak hal, malah sedikit buru-buru. Pelajaran buat saya untuk tidak pilih penerbangan transit kurang dari 3 jam. 



Pemandangan pegunungan Eropa selatan yang tertutup salju dari jendela pesawat. MasyaAllah indah luar biasa.



Alhamdulillah berasa sudah sampai rumah kalau sudah sampai sini. Imigrasi, bagasi, dan customs sudah lewat dengan lancar. Tinggal tap NS lalu naik kereta pulang.


Salah satu hal yang bikin lega juga adalah 2 galon zamzam ini sampai dengan aman. Sejujurnya saya sedikit khawatir karena dia literally air (diperlakukan sebagai bagasi khusus) dan kami pakai transit. Sudah sempat mikir andai nyangkut di Roma yawislah.



Alhamdulillah..

Salam,
Chandra

Umrah dari Eropa


Pagi yang cerah untuk ukuran Belanda di bulan Januari, semoga jadi awal yang baik untuk perjalanan yang (niatnya) baik.



Menunggu kereta Intercity menuju Schiphol, meskipun tampak cerah tapi sebenarnya di luar 3°C, membuat 10 menit di peron terasa lumayan lama.



Check-in di Schiphol Airport, penerbangan ke Saudi tampaknya tidak terlalu ramai. 



Menunggu boarding, salat dulu di meditation room yang didesain untuk interfaith tapi pada akhirnya mostly dipakai salat.



Umrah pertama dari Eropa kami pilih Saudia karena penerbangan direct, akomodatif untuk ganti kain ihram, dan semestinya akan ada notifikasi miqat.



Benar saja, entertainment system dilengkapi jadwal salat, fiqh dan doa umrah, sampai countdown menuju miqat.



Tentu makanannya halal tanpa perlu request khusus, Saudia juga adalah satu di antara sedikit airlines yang tidak menyediakan alkohol onboard. Allahumma bariklana..


Alhamdulillah landing di Jeddah dengan posisi sudah berihram. Ini tengah malam, pada akhirnya kami nyaris tidak tidur malam itu (hanya terlelap sebentar di pesawat).




Sebagai umrah mandiri kami tak punya bis jadi kami panggil taksi. Di bandara Jeddah, pickup point taksi online ada di dalam stasiun dan bersebelahan dengan taksi 'pangkalan'. Opsi taksi online: Uber dan Careem.





Kami juga harus memesan makanan sendiri, kami menemukan favorit 'Damba' untuk masakan Indonesia dan 'Al-Romansiah' untuk kuliner Arab. Urusan bayar membayar saya pakai kartu debet BCA Mastercard.





                   Labbaikallahumma labbaik...




                                    Makkah



Kereta menuju Madinah sudah datang, InsyaaAllah disambung lagi nanti


Salam,
Chandra